BUDIDAYA LELE,
IMPLEMENTASI SEKOLAH
BERWAWASAN LINGKUNGAN
SDNPB4. HERI . Sekolah Dasar Negeri Perak Barat IV Nomor 04 Surabaya, dalam rangka mengembangkan kreativitas siswa dan menerapkan program sekolah berwawasan lingkungan. Sekolah Dasar Negeri Perak Barat IV Nomor 04 Surabaya memiliki budidaya ikan lele di sekolah itu.
Kepala Sekolah Dasar Negeri Perak Barat IV Nomor 04 Surabaya, ALIFAH, S.Pd. mengatakan budidaya ikan lele di sekolah tersebut, dalam 2 kolam dengan letak di taman sekolah ( hutan sekolah ) . Ikan lele tersebut dikelola oleh sekolah dan digunakan oleh warga sekolah.
”Lele di sekolah ini dengan hasil lumayan, setiap panen mencapai belasan kilo. Sebagian untuk mengembangkan budidaya ikan itu, hasil panen dikembangkan dengan bibit ikan lele lagi. Sebagian juga untuk konsumsi bersama di sekolah. Jika panen lele, diolah guru di sini biasanya dan dikonsumsi bersama-sama,” ujar Drs. kardi, MM.Pd. Kordinator Sarpras Sekolah Dasar Negeri Perak Barat IV Nomor 04 Surabaya.
Budidaya itu tidak hanya pemeliharaan juga sekaligus bahan pembelajaran untuk siswa. Jadi, dalam satu pengolahan terdapat banyak manfaat. Siswapun berperan aktif dalam pemeliharaan ikan ini, sebab banyak perkembangan yang akan dilaksanakan dengan baik. ”Ini termasuk dalam program Adiwiyata, dan selain budidaya ikan lele masih terdapat budidaya bentuk pembinaan lain yakni pembagian sampah dalam 3 jenis yakni organik, non organik dan sampah Bahan Berbahaya Beracun (B3). Masing-masing sampah mendapatkan perlakuan yang berbeda, sampah organik diolah menjadi pupuk kompos, lalu sampah non organik didaurulang menjadi produk yang lebih berguna misalnya, kertas koran, kertas semen, pelepah pisang, pipet, plastik menjadi aneka hasta karya,” ujarnya.
Hasta karya di sekolah sering dipamerkan dan menjadi unggulan di sekolah tersebut. Itu memiliki manfaat mengembangkan kreativitas siswa, sehingga dapat memanfaatkan sampah agar memiliki hasil guna.
Kemudian, di sekolah juga terdapat penerapan 3R (reduse, reuse, recyle), perikanan, , dan perpustakaan. Tidak hanya itu, terdapat tanaman obat keluarga (toga), kantin sehat, koperasi sekolah, usaha kesehatan sekolah (UKS), dan lingkungan hidup atau sanitasi. Selain itu terdapat Green House terdapat 106 jenis tanaman obat. Lalu, sekolah juga memiliki kolam memberdayaan ikan lele, hasil panen ikan tersebut diperjualbelikan untuk penambahan modal bibit ikan.
Penerapan kantin sehat di sekolah tersebut, dengan menyediakan makanan yang tidak mengandung bahan pengawet dan bukan makanan instans (junk food). Jadi, makanan yang sudah ditetapkan standar gizinya, dan mendapatkan penyuluhan dari Dinas Kesehatan dan Puskesmas setempat. (heri).
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !